RSS

Arsip Bulanan: Februari 2012

CurhatKU

itulah Aku setiap Bertemu Dengan Seorang Akhwat yang AKu cintai !!!!!

Tiada kata yang dapat Aku lontarkan UNtuknya ?????

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 8, 2012 inci Uncategorized

 

Beriman Kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam

Beriman Kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam

Oleh: Waznin Ibnu Mahfudl

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Jamaah Jum’at rahimakumullah, marilah kita kenang, kita ingat kembali, dua sifat agung yang merupakan pangkat dan keagungan khusus bagi umat Islam, bagi hadirin jamaah Jum’at, khusus bagi kita yang beriman. Dua sifat itu adalah syukur dan shabar.

Dari saat yang mulia ini dan seterusnya sampai akhir hayat, marilah tetap kita sandang dua sifat itu, “syukur dan shabar”. Dalam kesempatan kali ini, setelah mensyukuri hidayah Iman, Islam dan Taqwa, marilah kita sedikit membahas “Syukur atas Iman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, serta shabar dalam menegakkan sunnah beliau.

  1. Iman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah dasar agama yang Maha Benar ini, dienul Islam, sebagaimana sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ …

“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun, bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya … (HR. Muslim I/45. Lihat Al-Bukhari I/13).

Setelah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka beriman kepada Rasulullah Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah sebagai pondasi yang utama. Sebab seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam. Sehingga orang yang tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa saja, itu tidaklah cukup, dan batal Iman yang demikian itutidak sah.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّة يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَا نِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ. (رواه مسلم)

“Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNya! Tidak seorangpun yang mendengar tentang aku dari umat (manusia) ini, seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian meninggal dunia dan tidak beriman kepada yang aku diutus karenanya, kecuali ia termasuk menjadi penduduk Neraka”. (HR. Muslim I/34).

Itulah pentingnya beriman kepada Rasul yang merupakan pondasi agama dan amal-amal ibadah. Sehingga tanpa mengimani Rasul alias ingkar kufur pada Rasul, maka gugurlah amal kebaikan serta jauh dari rahmat Allah.

Allah berfirman:
“Dan barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amal-amalnya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang yang merugi”
. (Al-Maidah: 5)

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya”.

Bahkan mereka akan ditimpa musibah dan adzab yang pedih, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat  An-Nur : 63.
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih”.

Oleh sebab itu maka hendaklah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas hidayah Iman kita kepada Rasulullah Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan bersabar dalam mengikuti dan mentaati beliau.

  1. Siapakah Rasulullah Muhammad  itu?

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah manusia biasa, bukan malaikat dan bukan pula anak Tuhan atau lain-lainnya. Beliau secara manusiawi sama dengan kita seluruh umat manusia.

Terbukti beliau terlahir dari jenis manusia, ayahanda beliau serta ibunya adalah Abdullah bin Abdul Muthallib, serta ibundanya bernama Aminah, keduanya dari suku Quraisy di Makkah Mukarramah keturunan Nabiyullah Ismail bin Nabi Ibrahim ‘alaihimas salam. Sebagai rahmat dan jawaban atas permohonan Abul Anbiya’ Ibrahim alaihis salam yang tercantum dalam firman Allah:

Artinya : “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesunggu-hnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Baqarah: 129).

Allah menegaskan agar beliau menyatakan tentang diri beliau, dengan firmanNya dalam surat Al-Kahfi ayat 110 dan ayat-ayat yang lain:

“Katakan, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku”(Al-Kahfi : 110)

 “Katakan: “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa per-bendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)? (Al-An’aam: 50).

Rasulullah juga berwasiat agar beliau tidak dihormati secara berlebihan, seperti orang-orang Nashara menghormati Nabi Isa ‘Alaihis Salam, beliau melarang ummatnya menjadikan kuburan beliau sebagai tempat sujud, melarang menggelari beliau dengan gelaran yang berlebihan atau memberikan penghormatan dengan berdiri ketika beliau hadir.

Dari sahabat Amr Radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

وَلاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ. فَقُولُوا: عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلَهُ. (رواه البخاري)

          “Janganlah kamu memuji aku (berlebihan) sebagaimana orang Nasrani memuji Isa Ibnu Maryam. Sesungguhnya saya hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan RasulNya”. (HR. Al-Bukhari)

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُواْ بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا. وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِيْ عِيْدًا (رواه أبو داود).

“Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan (sepi dari ibadah) dan jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan” (HR. Abu Dawud).

Dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ تَتَّخِذُواْ قَبْرِي عِيْدًا، وَلاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا، وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَصَلُّوْا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ. (رواه أحمد)

“Jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah engkau jadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan dan dimanapun kamu berada (ucapkanlah do’a shalawat kepadaku) karena sesungguhnya do’a shalawatmu sampai kepadaku”. (Diriwayat-kan Imam Ahmad).

  1. Cara dan konsekwensi beriman kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka, segala yang baik dan mengharamkan mereka dari segala yang buruk dan membuang bagi mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”). (Al-A’raf: 157).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah kedua:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Jamaah jum’at rahima kumullah dalam khutbah yang kedua ini:

Marilah kita mempertebal Iman dan Taqwa kita kepada Allah juga memperdalam Iman kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sekaligus melaksanakan konsekuensinya.

Yaitu kita bersungguh-sungguh agar melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

  1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam dan apa yang dibawa oleh beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
    “Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.
    (Az-Zumar : 33).
  2. Ikhlas mentaati Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam dengan melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam . Sebagaimana janji Allah :
    “Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”
    (An-Nuur: 54).
    “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.
    (An-Nisaa’: 65).
  3. Mencintai beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam, keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallambersabda:
    لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ اَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (رواه البخاري ومسلم)
    “Tidaklah beriman seseorang (secara sempurna)sehingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
  4. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari ke zhaliman menuju keadilan, dari kebatilan kepada kebenaran, serta dari kemaksiatan menuju ketaatan.Sebagaimana firman di atas:
    “Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
    (Al-A’raaf: 157).
  5. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam dalam setiap amal dan tingkah laku, itulah petunjuk Allah:
    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah
    ”. (Al-Ahzab:21).
  6. Memuliakan dengan banyak membaca shalawat salam kepada beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam terutama setelah disebut nama beliau.
    رَغِمَ اَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ (رواه الترميذي)
    “Merugilah seseorang jika disebut namaku padanya ia tidak membaca shalawat padaku.” (HR. At-Tirmidzi)
  7. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah:
    “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”
    . (An-Nur: 63).
  8. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-shahihah. Itulah tegaknya agama:
    “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah karenanya”
    . (Asy-Syura: 13)

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 8, 2012 inci Uncategorized

 

Kumpulan Hadits Tarbawi I

KUMPULAN HADITS TARBAWI

 Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas UAS Pada Mata Kuliah Hadits Tarbawi

 Dosen : Drs. Mubarok Amri

 Ade Nandang S., M.Ag.

Disusun Oleh :

Muhammad Abdul Rojak       (1210 2010 69)

Purnama                                  (1210 2010 83)

Sri Lestari Fauziah                  (1210 2011 01)

Suyono R Abdullah                (1210 2011 04)

 

KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

B A N D U N G

2012


BAB I

POTENSI ANAK

  1. a.      Hadits   (Al-lu’lu wal Marjan : 1.702)

حديث ابي هريرة رضى الله عنه، قال النبى صلى الله عليه وسلم قال : مامن مولود الا يولد على الفطرة. فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه. كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء. هل تحسون فيها من جدعاء. ثم يقول أبو هريرة رضى الله عنه : فطرة الله التى فطر الناس عليها لاتبديل لخلق الله، ذلك الدين القيم. (رواه بخار و مسلم)

  1. b.      Terjemahannya

“Abu Hurairah berkata:Nabi saw.bersabda:Tiada bayi yang dilahirkan melainkan lahir diatas fitrah,maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi Yahudi,Nasrani atau Majusi,sebagai lahirnya binatang yang  lahirnya lengkap sempurna.Apakah ada binatang yang lahir terputus telinganya? Kemudian Abu Hurairah r.a. membaca : Fitratallahi allati fatharan naasaalaiha,laa tabdila likhalqillahi (Fitrah yang diciptakan Allah pada semua manusia,tiada perubahan terhadap apa yang diciptakan oleh Allah.Itulah agama yang lurus”. (Bukhari,Muslim)

  1. c.       Komentar / Tanggapan

Setiap anak telah memiliki fitrah sejak ia dilahirkan atau suatu potensi yang telah ada di dalam dirinya, orang tuanyalah yang memiliki tanggung tawab untuk mendidik dan menjadikan anaknya seperti apa tergantung kepada kedua orang tuanya. Potensi anak itu sangat bersih bagaikan suatu kertas putih yang belum tercorat-coret oleh tinta. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, mengibaratkan anak sebagai permata indah (Jauhar) yang belum diukir, dibentuk dengan ke dalam suatu rupa. Permata itu merupakan amanat Allah yang dititipkan kepada para orangtua. Karena itu, menurut Al-Ghazali, orangtua harus memperhatikan fase-fase perkembangan anaknya dan memberikan pendidikan yang memadai sesuai dengan fase yang ada agar permata yang diamanatkan kepadanya dapat dibentuk rupa yang indah.

Apalagi untuk zaman sekarang orangtua sangat berperan penting dalam mendidik anaknya, sebelum anaknya itu dimasukan ke sekolah atau anak itu melihat dunia luar yang sangat bebas. Karena dasar tempat pendidikan utama adalah rumah dan pendidiknya adalah semua orang-orang yang ada dalam rumah anak tersebut terutama orang tua (Ibu Bapaknya).

BAB II

TANGGUNG JAWAB PENDIDIK

  1. a.      Hadits

و عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لايمنع جار جاره أن يغرز جشبة فى جداره ، ثم يقول أبو هريرة : مال أراكم عنها معرضين والله لارمين أكتافكم ( متفق عليه )

  1. b.      Terjemahannya

“Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah menolak seorang tetangga pada tetangganya yang akan menancapkan kayu di temboknya, Kemudian Abu Hurairah berkata: “Mengapakah kamu mengabaikan keterangan ini, demi allah saya akan memikulkan tanggung jawab atas ajaran Nabi ini di atas bahumu”. (HR. Bukhari-Muslim)

  1. c.       Komentar / Tanggapan

Dalam hadits ini kami belum tahu apa maksudnya, sehingga hadits ini dijadikan salah satu landasan untuk tanggung jawab pendidik. Tapi disini kami akan sedikit menebak mungkin tanggung jawab disini merupakan ajaran Nabi saw untuk umatnya, diharapkan kita jangan mengabaikan tanggung jawab yang telah diembankan kepada kita, salah satunya tanggung jawab seorang pendidik kepada peserta didiknya.

Apabila tanggung jawab itu bisa dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan, Insya Allah ajaran Nabi itu telah terlaksanakan dengan baik.

BAB III

JUJUR, OBJEKTIF dan CERDAS

  1. a.      Hadist

عن ابن مسعود رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال : أن الصدق يهدي ألى البر، وإن البر يهدي إلى الجنة، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عنه الله صديقا. وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا ( متفق عليه )

  1. b.      Terjemahannya

Dari Ibnu Mas’ud r.a Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke Surga, sesungguhnya  jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan mengiring ke Neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta”. ( HR. Mutafaq ‘alaih )

  1. c.       Komentar / Tanggapan

Perilaku jujur itu lebih baik dari pada berdusta, itu pasti !!!. karena kejujuran itu akan membawa kita pada kebaikan, Allah sangat menyukai orang-orang yang berlaku jujur, dan akan ditempatkan disurga. Tetapi orang-orang yang suka berdusta atau berbohong sangat dibenci Allah dan akan ditempatkannya di Neraka. Seorang anak harus memiliki sikap jujur dan tugas orang tua yang mendidik dan mengajarkan tentang kejujuran itu.

Adapun pendidikan Shadaqah Jariyah dapat diterapkan sejak kecil dengan saling membantu teman yang membutuhkan atau dengan cara mengisi kotak amal yang ada di masjid terdekat dan pendidikan mencari ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat tidak boleh berhenti karena dengan ilmu kita akan mendapatkan kebahagian dunia ataupun kebahagian nanti di akhirat. Pendidikan anak pun harus diperhatikan keberhasilan orang tua mendidik anak untuk menjadi anak yang soleh dengan memberikan pendidikan agama yang cukup di rumah dan selain itu memberikan sarana pendidikan misalnya di masukkan ke lembaga-lembaga pendidikan agama atau kesuatu sekolah yang memberikan pendidikan agamanya yang maksimal. Penerapan metode belajar agama oleh seorang pendidik sangat penting untuk menciptakan seorang anak yang jujur, shaleh dan berakhlakul karimah.

BAB IV

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

  1. Hadits

عن ابى مسعود رضي الله عنه قال سألت النبي صلى الله عليه وسلم  : أي الاعمال أحب الى الله تعالى قال الصلاة على وقتها قلت ثم أي بر الوالدبن قلت ثم أي قال الجهاد فى سبيل الله. ( متفق عليه )

  1. Terjemahannya

Dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata : “aku pernah bertanya kepada Nabi saw manakah amalan yang paling dicintai Allah ? Beliau menjawab : shalat tepat waktu, aku bertanya : lalu apa lagi ? beliau menjawab : berbakti kepada orang tua, aku bertanya lagi ? beliau menjawab : berjihad di jalan Allah. ( HR. Mutafaq ‘alaihi )

  1. Komentar / Tanggapan

Amalan yang dicintai oleh Allah itu ada 3, yaitu shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad di jalan Allah. Dalam hal berbakti kepada orang tua, sudah sepantasnya seorang anak itu berbakti kepada kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkannya serta mendidiknya dan ayahnya yang telah mencari nafkah untuk membiayai  kehidupan anak dan istrinya. Apabila anak itu durhaka kepada orang tuanya sungguh sangat tidak pantas, karena  semua yang dilakukan oleh orang tuanya kepadanya tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun.

Oleh karena itu, kita sebgai anak kita harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap kedua orang tua kita sehingga suatu saat merka dimasa tua nanti kitalah yang akan mendidik dan dan merawat mereka dengan penuh kasih dan sayang sebagaimana mereka mendidik kita dan menyayangi kita sejak kecil. Hadist nabi juga mengatakan kalau surga itu dibawah telapak kaki ibu, kalau kita ingin meraih surganya Allah maka kita harus selalu berbuat baik terhadap kedua orang tua kita.

BAB V

AMANAH

  1. Hadits

وعن ابى هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : أية المنافق ثلاث : إذا حدث كذب، وإذا وعد أحلف فإذا أتمن خان ( متفق عليه )

  1. Terjemahannya

Dari Abi Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah saw bersabda : “Tandanya orang Munafiq itu ada tiga, yaitu : jikalau ia berbicara berdusta, jikalau ia berjanji menyalahi (inkar) dan jikalau ia dipercaya berkhianat”. (HR. Mutafaq ‘alaih)

  1. Komentar / Tanggapan

Amanah merupakan salah satu sikap yang disukai oleh Allah, Rasul dan semua orang. Apabila seseorang telah amanah atau terpercaya maka selamanya dia akan dipercaya oleh siapapun, tetapai ketika seseorang telah lalai dalam mengemban amanah maka akan sulit untuk dapat dipercaya oleh orang lain, sifat amanah ini memang dangat sulit sekali dimiliki oleh semua orang, tetapi apabila kita berusaha untuk menjadi orang yang amanah maka orang lain akan salalu percaya kepada kita. Dan apabila sudah hilang sikap amanah itu didalam diri kita meskipun kita hanya satu kali tidak berbuat amanah, maka akan susah mengembalikan kepercayaan orang lain terhadap diri kita.

BAB VI

PERSAUDARAAN dan KERJASAMA

  1. Hadits

وعن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : المسلم لايظلمه ولايسلمه من كان فى حاجة أخيه كان الله فى حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه بها كربة من كرب يوم القيامة، ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة ( متفق عليه )

  1. Terjemahannya

Dari Ibnu `Umar r.a melaporkan:. Rasulullah (saw) bersabda: ” Seorang muslim adalah saudara (lain) Muslim, ia tidak kesalahan dia juga tidak menyerahkannya kepada orang yang tidak dia salah Jika ada memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya, jika satu mengurangi seorang muslim dari kesulitan, Allah akan meringankan kesulitannya pada hari kiamat, dan jika ada yang menutupi seorang Muslim (dosa-dosanya), Allah akan menutupi dia (nya dosa-dosa) di Hari Kebangkitan “. (HR.Mutafaq ‘alaihi)

  1. Komentar / Tanggapan

Allah telah menjanjikan berbagai pahala dan ganjaran bagi muslim yang mampu meringankan kesulitan muslim lainnya, menutupi dosa-dosanya, dan membantunya. Karena pada dasarnya semua muslim itu adalah bersaudara. Allah sangat menyukai orang-orang yang tidak pernah memutuskan tali silaturahmi. Persaudaraan itu bukan hanya harus satu darah atau senasab, akan tetapi dalam satu agama sebenarnya kita telah menjadi saudara yaitu antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya. Maka sudah sepantasnya kita selalu menjaga persaudaraan ini, dengan cara terus mempererat tali silaturahmi diantara muslim, saling membantu dan bekerja sama dalam kebaikan dan mencegah segala keburukan.

Hadits tersebut dapat diterapkan dalam pendidikan dengan mendidik bahwa setiap manusia harus saling membantu karena setiap muslim dalam suatu kebaikan. Dengan rasa persaudaraan yang kuat maka kerjasama dalam memajukan bidang pendidikan akan terlaksana. Seorang pendidik harus membantu setiap muslim yaitu dengan memberikan nasehat yang membawa kepada kebaikan dan kemajuan khususnya bagi setiap muslim yang telah kita beri nasehat dan umumnya bagi seluruh umat muslim di  dunia ini. Dan seorang pendidik harus mengajarkan kepada peserta didiknya bagaimana suatu persaudaran dan kerjasama yang di ridhai Allah swt itu !.

BAB VII

SIKAP CERIA dan SITUASI KONDUSIF DALAM PEMBELAJARAN

  1. Hadits

عن أبي العبَّاسِ عبدِ اللهِ بنِ عباسِ بنِ عبد المطلب رضِيَ اللهُ عنهما ، عن رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – ، فيما يروي عن ربهِ ، تباركَ وتعالى ، قَالَ : (( إنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ والسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ ، فَمَنْ هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَها اللهُ تَبَارَكَ وتَعَالى عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً ،وَإنْ هَمَّ بهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَناتٍ إِلى سَبْعمئةِ ضِعْفٍ إِلى أَضعَافٍ كَثيرةٍ ، وإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلةً ، وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً )) مُتَّفَقٌ عليهِ

  1. Terjemahannya

Dari Abul Abbas, yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib, radhiallahu ‘anhuma dari Rasulullah s.a.w. dalam suatu uraian yang diceriterakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta’ala Hadis semacam ini disebut Hadis Qudsi – bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian itu – yakni mana mana yang termasuk hasanah dan mana mana yang termasuk sayyiah. Maka barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya, dan barangsiapa berkehendak mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah sebagai sepuluh kebaikan di sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali. Selanjutnya barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta’ala sebagai satu keburukan saja di sisiNya.” (HR.Muttafaq ‘alaih)

  1. Komentar / Tanggapan

Kebaikan dan keburukan merupakan dua sifat yang selalu bertolak belakang, kebaikan akan memuntun kita menuju ke surga, sedangkan keburukan akan menuntu kita ke neraka. Allah swt, bahkan telah menjanjikan pahala bagi orang yang melakukan kebaikan dan menyiksa orang yang melakukan keburukan. Jangankan melakukannya, dengan sudah berniat untuk melakukan kebaikan, Allah telah mencatatnya sebagai kebaikan disisnya bahkan jika ia melakukan kebaikan itu. Begitu pula sebaliknya, dengan orang yang sudah berniat untuk melakukan keburukan maka akan dicatat pula oleh Allah sebagai suatu keburukan disisinya.

BAB VIII

KELEMBUTAN dan KEARIFAN DALAM PENDIDIKAN

  1. Hadits

وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لأشج عبد القيس : [ إن فيك خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة ] رواه مسلم

  1. Terjemahannya

Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang  terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)

  1. Komentar / Tanggapan

Sifat santun dan sabar memang disukai oleh Allah swt, maka dari itu kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap seperti itu. Memang sifat seperti itu telah ada di dalam diri manusia, namun tergantung kepada kita bagaimana memanfaatkan dan menggunakan sifat itu. Dengan sifat santun, diharapkan kita dapat berlaku sopan santun kepada siapa saja baik itu orang yang lebih tua dari kita, orang yang lebih muda, dan orang yang sebaya dengan kita. Sedangkan dengan sifat sabar, diharapkan kita dapat sabar dalam menghadapi apapun, baik itu berupa cobaan, maupun kenikmatan. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang memiliki sifat santun dan sabar.

Dalam dunia pendidikan tidak sepantasnya ada kesombongan baik guru maupun peserta didik. Apalagi seorang guru yang menjadi faktor sentral dalam pendidikan, dan seorang guru adalah sebuah contoh bagi peserta didiknya dan guru adalah bagaikan malaikat yang memberikan motivasi ketika peserta didiknya mulai-mulai malas dan sebagai pembawa solusi ketika peserta didiknya ada masalah. Dalam istilah orang sunda “ digugu dan ditiru”. Kalau gurunya mempunyai Akhlak yang jelek. Bagaimana dengan murdinya? Mungkin akan lebih parah. Masalah inilah  yang hendaknya kita waspadai.

Santun, lembut, arif dan sabar adalah sifat yang harus ada didalam diri seorang pendidik. Dari keempat sifat tersebut, apabila ada yang hilang salah satu maka tidak akan seimbang. Contohnya kalau tidak ada sifat sabar dari seorang pendidik maka tidak akan disukai oleh peserta didik dan akan hancur proses pendidikan tersebut. Apalagi kalau guru PAUD atau SD harus mempunyai jiwa kesabaran yang baik dan Istiqamah.


BAB IX

HIDUP SECARA PROFESIONAL

  1. Hadits
  1. Terjemahannya

Abu Hurairah] berkata: Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: “Kapan datangnya hari kiamat?” Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; “beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu,” dan ada pula sebagian yang mengatakan; “bahwa beliau tidak mendengar perkataannya.” Hingga akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: “Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? “Orang itu berkata: “saya wahai Rasulullah!”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu bertanya: “Bagaimana hilangnya amanat itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat.

  1. c.       Komentar / Tanggapan

Memang benar apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika dia sedang memberikan pengajarannya ada seorang Arab badui yang bertanya, padahal bukan waktunya untuk bertanya, sehingga Rasulullah saw tidak menjawabnya. Seandainya Rasulullah saw menjawabnya langsung, maka akan mengganggu pembicaraanya, konsentrasi Mustami’nya, dan menunjukan sikap seorang pengajar  yang tidak profesional. Kecuali kalau memang pertanyaannya sangat penting dan kalau tidak di jawab langsung akan mengakibatkan kemadharatan, maka seorang pengajar harus menjawabnya pada langsung.

Memang tidak akan selesai dengan baik kalau suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, seperti seorang guru ahli dalam bahasa Inggris di suruh mengajar matematika, maka tidak akan sempurna dalam proses pembelajarannya.

BAB X

PERNIKAHAN

  1. a.      Hadist

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ)  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ

  1. b.      Terjamahannya

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” HR. Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.

  1. c.       Komentar / Tanggapan

 

Dalam hadits ini kita sebagai seorang pendidik/guru harus bersikap Professional dalam mendidik muridnya, jangan dipandang sebelah mata, kepada  murid yang telah menurut kita memang kurang dalam segala hal, dari mulai harta, keturunan, kecantikan/ketampanan anak didik kita, tapi yang harus kita lihat itu adalah agamanya, atau apakah dia memang membutuhkan ilmu dari kita, kita harus mendidiknya dengan baik dan menyampaikan ilmu kepadanya walaupun satu ayat. Terutama kita harus mendidik seorang murid itu harus melihat agamanya, agar apa yang akan kita sampaikan itu tidak bertentangan dengan ajaran agamanya, khususnya dalam mata pelajaran pendidikan keagamaan.

Hadits ini memang cukup bagus untuk diimplikasikan terhadap pendidikan, karena sebelum kita mendidik orang  lain kita harus mendidik dulu diri kita sendiri, keluarga, kerabat dekat dan setelah itu kepada orang lain.

 

BAB XI

PAKAIAN dan HIASAN

  1. a.      Hadits

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّيْ مُسْبِلاً إِزَارَهُ إِذْ قَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ  ص م: اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ ، ثُمَّ قَالَ : اِذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ! فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : يَا رَسُوْلُ اللهِ ، مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ ؟ فَقَالَ : إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ. (رواه أبو داود)

  1. b.      Terjemahannya

“Dari Abu Huroiroh ra. Telah berkata : “Ada seorang pemuda yang mana kainnya terjulur, maka Rosululloh berkata : “Pergilah dan berwudhulah (sekali lagi) !”, maka dia pergi dan berwudhu kemudian datang, kemudian Rosul berkata : “pergilah dan berwudhulah !”, maka ada seseorang yang bertanya : “wahai Rosululloh mengapa engkau memerintahkan dia berwudhu kemudian engkau mendiamkannya ? “, Beliau menjawab : “Sesungguhnya dia sholat dengan menjulurkan kainnya, dan bahwasanya Alloh tidak menerima sholat seseorang yang menjulurkan kainnya.” (H.R. Abu Dawud)

  1. Komentar / Tanggapan

Pakaian dan perhiasan yang merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Disini Allah menyukai para hambanya baik itu muslim laki-laki maupun muslim perempuan yang mau menutupi aurat mereka seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran batasan-batasan muslim laki-laki dan perempuan untuk menutup auratnya. Dari segi pakaian, Allah telah memerintahkan kepada kita untuk menggunakan pakaiaan yang dapat menutupi aurat kita, dan menggunakan perhiasan yang seperlunya saja tanpa berlebih-lebihan. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berlebih-lebihan. Wanita sholehah itu adalah perhiasan dunia, dan laki-laki yang menjaga kehormatan wanita adalah para penjaganya.


BAB XII

‘AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR

  1. Hadits

عن ابى سعد الخدري رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من راء منكم منكرا فليغيره بيده، فأن لم يستطيع فبلسانه، فأن لم يستطيع فبقلبه وذالك ضعف الايمان ( رواه مسلم )

  1. Terjemahannya

Dari Abu Sa’id al-Khudriy r.a berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya Iman”. (HR. Muslim)

  1. Komentar / Tanggapan

Amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan adalah hal yang memang mudah tapi sulit untuk melakukannya. Dalam hal ini kita sebagai umat muslim sudah sepantasnya untuk mengajak siapa saja melakukan kebaikan dan mencegah atau melarang berbuat keburukan dan kejahatan. Ketika seseorang melihat ada yang melakukan kemungkaran maka ingatkan dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya, apabila masih tidak bisa maka dengan hatinya. Maksudnya jika ada kemungkaran maka kita wajib mencegahnya, dan mengingatkan supaya tidak melakukan hal-hal yang dilarang dan dibenci oleh Allah.

BAB XIII

EVALUASI PENDIDIKAN

  1. Hadits

أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ آدَمَ عَنْ ابْنِ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي سِنَانٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَامْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ النَّبِيذِ إِلَّا فِي سِقَاءٍ فَاشْرَبُوا فِي الْأَسْقِيَةِ كُلِّهَا وَلَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا

  1. Terjemahannya

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam dari Ibnu Fudlail dari Abu Sinan dari Muharib bin Ditsar dari ‘Abdullah bin Buraidah dari bapaknya dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka -sekarang- ziarahlah kubur, dan aku pernah melarang kalian -memakan- daging kurban lebih dari tiga hari, maka simpanlah apa yang kalian kehendaki -dari daging-daging tersebut- dan aku pernah melarang kalian dari nabidz (minuman yang terbuat dari anggur) kecuali yang terdapat dalam tempat minum, maka minumlah yang ada dalam semua tempat minum dan janganlah kalian minum sesuatu yang memabukkan.” (HR. Muslim)

  1. Komentar / Tanggapan

Dalam suatu pendidikan pasti dibutuhkan suatu evaluasi, karena dengan evaluasi inilah untuk meningkatkan kualitas seorang pendidik dan melihat bagaimana perkembangan pengetahuannya. Karena Nabi dalam hadist ini beliau mengevaluasi suatu perbuatan yang dilakukan oleh para sahabat, dari asalnya dilarang oleh Nabi, tapi setelah itu dibolehkan karena melihat banyak manfaatnya dari pada madharatnya, dan begitu juga dari asalnya dibolehkan oleh Nabi saw, tapi setelah itu dilarang oleh Nabi saw karena melihat banyak madharatnya dari pada manfaatnya.

Berdasarkan hadist di atas dalam melaksanakan sesuatu itu kita perlu melakukan evaluasi, tidak hanya dalam hal pendidikan tetapi juga tentang perbuatan-perbuatan kita serta ibadah kita kepada Allah SWT.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 8, 2012 inci Uncategorized

 

Filsafat David Hume

DAVID HUME

Empirisme Dan Batas-Batas Pengetahuan

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Filsafat Sains

 

 

 

 

 

Disusun oleh :

Muhammad Abdul Rojak                   ( 1210 2010 69 )

N. Teni Niswah Tamhida                    ( 1210 2010 75 )

Umi Latifah                                        ( 1210 2011 07 )

Syifa Fauziah                                      (1210 2011 05 )

KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2011

David Hume

Empirisme Dan Batas-Batas Pengetahuan

 

  1. A.    Bografi

David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal 25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun) adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Ayahnya adalah tokoh negeri itu yang meninggal dunia saat Hume masih anak-anak, sehingga Hume dibesarkan oleh ibunya. Tetapi ayahnya mewariskan banyak uang kepada keluarganya. Karena itu Hume dapat memperoleh pendidikan yang sangat baik, terutama melalui pengajar pribadi di rumahnya. Kemudian ia mendaftar di Universitas Edinburgh untuk belajar sastra klasik. Tetapi Hume tidak puas dengan pendidikan yang diterimanya dan ia memutuskan untuk keluar dari Universitas dan pergi ke Perancis dan menjadi filsuf besar. Hasil karya filsafat yang berlimpah darinya adalah History of England yang terdiri dari enam volume (1757 – 1762). Sebagai seorang ahli ekonomi Hume menyumbang teori uang dan teori perdagangan nasional. Ia menganalisa dampak uang terhadap tingkat suku bunga, kegiatan ekonomi dan harga. Ia juga menjelaskan bagaimana dan mengapa negara-negara tidak mungkin mengalami ketidakseimbangan perdagangan dalam jangka waktu yang lama.

Dia dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan. Karyanya The History of England merupakan karya dasar dari sejarah Inggris untuk 60 atau 70 tahun sampai Karya Macaulay. Hume merupakan filusuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin ‘Image of God’.

Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam’. Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George Berkeley, dan juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith dan Joseph Butler.

  1. B.     Empirisme Dan Batas-Batas Pengetahuan

Kutipan dibawah diambil dari karya hume inquiry concerning human knowledge, 1748. Hume meneruskan pikiran locke sampai menemukan batas-batas pengetahuan. Yang penting bagi hume bukanlah pengetahuan yang berasal dari akal tetapi pengetahuan yang berangkat dari sejumlah hasil observasi pengalaman. Rangkaian  peristiwa yang terjadi diantara pengalaman ditentukan oleh hukum sebab akibat. Di dalam teks dibawah ini hume ingin mempelajari fondasi berbagai penalaran dan penyimpulan dalam pengetahuan, sebab menurut dia tidak ada penyimpulan yang pasti benar dan  selalu akurat serta kebal dari kesalahan. Kenapa?

Semua objek pemikiran atau penyelidikan manusia mungkin secara alamiah dapat dipisahkan kedalam dua bagian, yaitu hubungan antar berbagai gagasan dan persoalan yang berkenaan dengan berbagai fakta. Objek pengetahuan manusia yang pertama meliputi pengetahuan Geometri, Aljabar, dan Aritmetika; pendeknya semua penegasan yang secara intuitif dan demonstrasi pasti. Misalnya tiga dikalikan lima sama dengan setengah dari tiga puluh. Proposisi ini mengungkapkan keterhubungan diantara angka-angka tersebut. Proposisi semacam ini di ketemukan dengan menggunakan operasi pikiran semata-mata, tanpa bergantung pada apapun yang ada di alam semesta. Walaupun dalam kenyatannya tidak pernah ada lingkaran dan segitiga akan tetapi kebenaran yeng dideminstrasikan Euclid tetap menyimpan kepastian dan kejelasan lingkaran dan segitiga itu.

Persoalan fakta yang merupakan objek  kedua pemikiran manusia tidak diperoleh dengan cara yang sama seperti pembuktian keterhubungan antar gagasan. Oleh karena itu kebenaran nya juga tidak pasti. Pertentangan atas semua persoalan yang berhubungan dengan fakta masih mungkin terjadi karena kejadian faktawi tidak pernah sungguh-sungguh merupakan suatu kontradiksi dan dipahami oleh akal dengan fasilitas dari  kejelasan yang sama, selama ini bisa dicocokkan dengan realitas proposisi, bahwa matahari tidak akan terbit esok hari merupakan proposisi yang jelas dan sangat masuk akal dan menunjukan tidak lebih kontradiksi dibanding dengan bentuk afirmasinya bahwa matahari  akan terbit esok hari. Bagaimanapun juga akan sia-sia jika berusaha untuk membuktian dan mendemonstrasikan kesalahannya. Apakah proposisi ini secara demonstratif salah, pernyataan ini menunjukan suatu kontradiksi dan tidak akan pernah bisa dengan pasti dan jelas diterima oleh akal.

Barang kali menjadi sebuah persoalan yang pantas untuk diketahui, dengan menyelidiki apa hakekatnya bahwa pembuktian yang menyakinkan kita tentang suatu eksistensi sejati dan persoalan  fakta, dibalik hadirnya kesaksian panca indera kita, atau rekaman ingatan kita. Cabang filsafat ini, bisa diamati dan sedikit diolah oleh filusuf modern dan kuno, dan bagaimanapun juga kesalahan dan keraguan kita atas usaha penyelidikan yang sangat penting.

Semua pemikiran yang berkenaan dengan persoalaan fakta nampaknya ditemukan dalam hubungan sebab dan akibat. Artinya bahwa relasi tersebut hanya dapat kita jalankan lewat kejelasan ingatan kita dan penginderaan kita. Jika kamu bertanya kepada seseorang, mengapa dia mempercayai sebuah kenyataan yang tidak ada; misalnya bahwa temannya berada disebuah Negara, katakanlah di prancis, dia akan memberikanmu sebuah alasan, dan alasan ini akan menjadi beberapa fakta lain seperti sebuah surat yang diterima darinya, dan seseorang menemukan jam atau mesin lainnya disebuah pulau gurun pasir akan menyimpulkan bahwa pernah ada orang yang datang ke pulau itu.

Kita semua memikirkan tentang fakta yang pada hakekatnya sama. Sebagai proposi umum, yang tidak memperbolehkan adanya pengecualiaan, bahkan yang datang dari relasi ini juga tidak tentang satu hal yang dicapai oleh  pemikiran a priori seluruh pengetahuan itu muncul seluruhnya dari sebuah pengalaman, ketika kita menemukan bahwa ada objek khusus yang secara konstan berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya sebuah objek hadir pada seseorang melalui akal dan kemampuan alamiah yang kuat sekali: jika objek tersebut seluruhnya baru baginya, dia tidak akan mungkin dengan pengujian yang paling kuat atas kualitas penginderaan sekalipun, menemukan satu sebab atau akibatnya.tidak ada objek yang pernah ditemukan, melalui kualitas yang Nampak pada indera, baik itu sebab yang dihasilkan ataupun akibat yang akan timbul darinya.

Proposisi ini, bahwa sebab dan akibat bisa ditemukan, tidak oleh akal tetapi oleh pengalaman, akan dengan mudah diakui dengan memandang objek tertentu, sebagaimana pernah kita ingat bersama-sama dan ternyata tidak diketahui oleh kita, karena kita harus sadar akan ketidakmampuannya sama sekali, maka kita letakkan dibawah suatu ramalan, apakah justru akan muncul dari akal.

Kebenaran yang sama mungkin tidak akan muncul saat pertama kali dilihat, memiliki kejelasan yang sama dengan memandang peristiwa-peristiwa yang telah menjadi akrab dengan kita dari kemunculan dari pertama kita didunia. Kita mungkin membayangkan kita dapat menemukan akibat ini dengan semata-mata operasi pikiran kita, tanpa pengalaman. harus kita pahami lebih dalam adakah satu objek yang hadir pada kita dan apakah kita perlu menyatakan tentang akibatnya, yang akan diperoleh darinya, tanpa memeriksa dan mengobservasi lebih dulu? Operasi ini harus menemukan dan membayangkan beberapa peristiwa yang mana peristiwa tersebut diandaikan berasal dari objek tersebut sebagai akibatnya, dan operasi ini menjelaskan bahwa penemuan ini semuanya bersifat arbitrer atau sewenang-wenang. Pikiran mungkin tidak akan bisa menemukan akibat dari sebab yang diandaikan, dengan penelitian dan pengujian yang paling akurat sekalipun. Karena satu akibat seluruhnya berbeda dari sebab.

Semua akibat adalah sebuah peristiwa yang berbeda dari sebabnya. Akibat tidak bisa ditemukan dalam sebab, dan penemuan pertama atau kinsepsi pertama atas akibat ini secara a priori, sepenuhnya arbitrer. Akibat utama menggunakan akal manusia itu adalah mereduksi berbagai prinsip, fenomena alamiah yang produktif menjadi kesederhanaan terbesar dan memecah banyak akibat khusus kedalam beberapa sebab umum.

Ketika ditanyakan apakah hakekat semua pemikiran kita mengenai persoalan tentang fakta? Jawabannya adalah mereka ditemukan dalam hubungan sebab akibat. Dan ketika ditanyakan apakah pondasi dari semua kesimpulan itu berasal dari pengalaman? Tetap setelah kita memiliki pengalaman atas operasi sebab akibat, maka kesimpulan dari pengalaman tersebut tidak ditemukan dalam pemikiran atau dalam satu proses pemahaman.

Saya akan mengisi diri saya sendiri dalam bagian ini dengan tugas sederhana, hanya akan memberikan jawaban negatif terhadap pertanyaan yang diajukan ini.jawaban ini harus kita usahakan baik untuk menjelaskan maupun untuk mempertahankan pandangangan kita.

Panca indra kita memberitahukan pada kita tentang warna, berat kepadatan atas roti tetapi bukan panca indra dan juga akal yang bisa memberikan pada kita kualitas-kualitas tersebut yang mencocoknya dengan makanan dan menopang hidup manusia .jika sebuah benda memiliki warna dan padat dengan roti tersebut ,yang sebelumnya kita makan akan membuktikan pada kita ,kita tidak keberatan untuk mengulang percobaan dan meramalkan dengan pasti seperti makanan dan penopang tadi. Ini adalah sebuah proses pemikiran yang dengan sudi akan saya ketahui fondasinya. Setidaknya ini harus diakui bahwa disini ada suatu konsekuensi yang digemurkan oleh pikiran, yakni ada satu tahap yang pasti diperoleh, suatu proses berfikir, dan suatu kesimpulan yang ingin dijelaskan. Dua proposi ini jauh dari pengada yang sama, saya telah menemukan bahwa objek seperti itu  selalu diikuti oleh satu akibat tertentu, dan saya meramalkan bahwa objek-objek lain yang mana dalam kenampakannya sama akan diikuti dengan akibat yang sama pula.

Keterkaitan antar proposisi ini tidak intuitif. Disini dibutuhkan suatu medium yang bisa memungkinkan pikiran menggambarkan kesimpulan seperti itu,

Siapa yang menegaskan bahwa ia benar-benar ada, dan darimana asal-usul semua kesimpulan kita mengenai persoalan tentang fakta ini.

Semua pemikiran mungkin dipisahkan kedalam 2 jenis, yaitu pemikiran dalam onstrative atau berkenaan dengan relasi antar gagasan dan penalaran moral atau mengenai persoalan fakta dan ekistensi. Kami berkata bahwa semua argumen yang berkenaan dengan eksistensi ditemukan dalam relasi sebab dan akibat, dari kasus-kasus yang nampak sama kita menerima akibat yang sama .ini adalah ringkasan dari semua kesimpulan eksperimental kita. Kami ia nampak jelas bahwa jika disimpulkan ini dibentuk oleh akal, ia akan sempurna seperti  saat pertama kali,dan berada dalam satu instansi atau wilayah ,setelah begitu lama sebagai suatu wilayah pengalaman. Mestinya dikatakan bahwa dari sejumlah eksperimen yang seragam, kita simpulkan keterkaitan antara kualitas pengindraan dengan kekuatan rahasia; demikianlah saya harus mengakui munculnya kesulitan yang sama namun ditulis dalam istilah yang berbeda. Ketika sebuah objek baru diberkati  dengan kualitas pengindraan yang sama kita menggira merupakan hasil dari kekuatan dan kekuasaan dan keyakinan ini meruppakan satu tahap atau kemajuan pikiran yang ingin dijelaskan.

Jika suatu saat kamu ragu,atau jika setelah berfikir kamu menghasilkan suatu argumen yang mendalam dan berbelit-belit, kamu dengan suatu cara, mengajukan pertanyaan dan mengakui bahwa ini bukanlah penalaran yang mengajak kita untuk mengandaikan masa lalu menyerupai masa depan dan untuk menerima akibat yang sama dari sebab yang ada , yang menunjukan,kesamaan.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 7, 2012 inci Uncategorized

 

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.
 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 7, 2012 inci Uncategorized